Mengenalmu melalui secangkir air
Entah sejak kapan semakin banyak orang menggunakan gelas air. Waktu saya kecil dulu, orang-orang yang mengira minum air panas atau teh dengan gelas sering kali adalah orang tua, guru, dan orang dewasa. Sekarang kita menggunakannya. Ada berbagai macam gelas, ada yang botolnya kedap, ada yang gelasnya kaca. Anak perempuan lebih suka gelas yang kecil, cantik, dan indah, sedangkan anak laki-laki lebih suka gelas yang praktis. Lambat laun, saya belajar melihat orang-orang dengan gelas yang cantik ini. Seorang teman dari tempat lain kadang bertanya kepada saya mengapa banyak dari kalian orang Beijing harus membawa gelas ke mana pun mereka pergi. Sungguh menyebalkan. Sepertinya harga di Beijing terlalu mahal. Banyak orang menganggap air terlalu mahal. Saya hanya tertawa. Orang yang menggunakan gelasnya dalam waktu lama pasti sentimental. Minum air matang dalam gelas adalah semacam suasana hati yang acuh tak acuh, yang merupakan semacam perasaan tenang dan berpikiran terbuka; menyeduh teh adalah semacam rasa. Hidup dalam secangkir air, tiba-tiba menyadari bahwa teh juga merupakan mentor dan teman Anda, dan minuman lain juga membantu kita untuk meningkatkan semangat dan menghadapi hidup dengan bahagia. Sebenarnya, cangkir kecil itu tidak memiliki perasaan, ia akan menyukainya hanya saat digunakan. Di musim dingin, baik Anda kedinginan atau kedinginan, ia akan menghangatkan tangan Anda. Di musim panas, baik cuaca lembap atau hati Anda tidak sabar, ia juga akan memberi Anda ketenangan. Sekarang laju zaman terlalu cepat, memegang cangkir memiliki sikap tenang, yang juga merupakan semacam palang relaksasi diri. Berbicara tentang ini, kita harus mengatakan bahwa orang yang tidak membutuhkan cangkir seringkali sangat sederhana, mudah dikejar, ringkas dan hal-hal yang tidak diinginkan tidak ingin menjadi rumit, yang juga merupakan semacam keterusterangan.