Setelah mengisi botol air kosong dengan batu, seorang profesor mengambil sekotak kerikil dan menuangkannya ke dalam botol air. Ia mengocok botol air dengan lembut sehingga kerikil dapat menggelinding ke dalam ruang di antara batu-batu. Kemudian profesor mengambil sekotak pasir dan menuangkannya ke dalam cangkir. Ia mengocok botol air sehingga pasir mengisi semua celah. Akhirnya, ia menuangkan air ke dalam botol air hingga air menembus pasir. Anak itu meluap dari bibir botol air. Setelah itu, profesor berkata kepada para siswa, "Sekarang, saya ingin kalian memahami botol air ini sebagai kehidupan.
Batu-batu di dalamnya melambangkan hal-hal terpenting dalam hidup, seperti keluarga, pasangan, kesehatan, dan anak-anak, yang semuanya sangat penting bagi kita. Setelah hilang, batu-batu itu tidak akan pernah bisa diperbaiki; kerikil melambangkan hal-hal yang lebih penting dalam hidup, seperti pekerjaan, rumah, dan mobil; pasir melambangkan hal-hal sepele dalam kehidupan sehari-hari; air melambangkan kekhawatiran dan kesedihan. Jika kita menaruh air dan pasir di dalam botol air terlebih dahulu, tidak akan ada ruang untuk batu dan kerikil.